FF : LOVE

Published April 8, 2014 by Hwang Ri Rin

Love

Title : Love

Author: Hwang Ririn (@widiaaputrii)

Genre : Romance, Sad and Happy ending (?)

Rating: PG-17

Lenght: One shoot

Cast:

  • Hwang Risung
  • Mark (GOT7)
  • Junhwe (YG trainee)
  • And other

Disclaimer : Semua tokoh yang ada di cerita ini adalah milik tuhan, umma dan appanya… tapi cerita ini benar-benar milik author, author membuatnya benar-benar murni hasil fikiran dan khayalan author jadi author mohon jangan memplagiat cerita ini! bila ada kesamaan jenis cerita mungkin itu hanya kebetulan. maaf bila banyak typo, yang baca harap komen yaa kritik dan saran author perlukan agar bisa lebih baik lagi dalam membuat cerita.Okee happy reading guys \(‘.’)/

-Risung POV-

“mwo? Aku harus bersekolah di Kirin art school? Ya appa, umma! Bagaimana mungkin aku harus bersekolah milik kita sendiri? Shireo!!” ucapku menentang keras ketika appa dan umma memintaku untuk bersekolah di sekolah yang didirikan oleh keluarga kami itu.

“Risung-ah appa mohon padamu, ini untuk meningkatkan nama baik sekolah kita..” ucap appa ku yang terdengar memohon.

“shireo!!” ucapku begitu yakin menolak untuk bersekolah di tempat itu.

“memangnya salah jika kau bersekolah disana? Bukannya itu enak karena kau tidak akan terkena masalah selama sekolah karena sekolah itu milikmu?” tanya umma kepadaku dan memang ia pun berharap aku bersekolah di sekolah itu.

“Risung-ssi sekolah kami membutuhkanmu karena kami yakin jika kau masuk ke sekolah kami dan mewakili kompetisi dance nasional itu sekolah kami akan menang..” ucap Park Soo Ha ahjussi yang memang dia adalah kepala sekolah dari sekolah kami itu.

“aku itu sudah terdaftar sebagai siswi Seoul Art High School aku tidak ingin jika harus pindah, perjuanganku untuk masuk ke Seoul Art itu sangat susah umma… jebal…” ucapku memohon karena aku benar-benar tidak ingin masuk sekolah keluargaku.

“lebih baik kau pikirkan terlebih dahulu dan siap-siap untuk pergi bersekolah di sekolah kita..” ucap appa tegas.

“shireo… shireo shireo shireo!!!” ucapku menolak lalu aku pergi ke kamarku.

Bagaimana mungkin aku membatalkan diriku sebagai siswi di Seoul Art, banyak anak-anak yang ingin masuk kesana tetapi susah, sedangkan aku? Aku malah ditawari saat itu bahkan aku dijanjikan mendapat beasiswa disana jika aku memenangkan kompetisi dance ini… aigoo~ mengapa keluargaku tidak adil padaku??

‘ddrtttt drrttt’ Handphoneku pun tiba-tiba bergetar.

“yeoboseyo~” ucapku saat mengangkat telefon dari seseorang yang aku kenal.

“yeoboseyo~ mengapa kau terdengar sangat lemas seperti itu? apa kau sakit hm?” tanya orang yang ada di telefon itu saat mendengar suaraku tidak bersemangat seperti biasanya.

“ani… aku sedang tidak ingin membahasnya hari ini.. aku tutup telefonmu ne…” ucapku lalu menutup telefonnya.

Ah ya kembali pada permasalahan sekolahku. Aku tidak ingin bersekolah di Kirin karena jika siswa sana tau aku adalah pemilik sekolah itu, pasti mereka berteman denganku karena ingin mendapatkan hal lain dari seorang anak yang memiliki sekolah, mereka pasti tidak akan tulus bertemna denganku.. aaaarggghhhh…….

“Risung-ah~” suara umma terdengar memanggilku.

“ne?” tanyaku berteriak di dalam kamar.

“kemarilah..” ucap umma menyuruhku untuk pergi menemuinya.

“wae?” tanyaku saat menghampiri mereka.

“bagaimana apa kau sudah memikirkannya?” tanya appaku yang bertanya begitu cepat.

“aku belum sempat memikirkannya.” Ucapku singkat.

“kalau begitu, mungkin semua fasilitas ini akan membantumu.” Ucap appa yang tiba-tiba mengeluarkan kredit card, atm, dan segala gadget yang aku punya.

“ne?” tanyaku yang memang tidak mengerti apa maksud appa.

“jika kau ingin bersekolah di Seoul Art semua fasilitas ini tidak akan appa berikan padamu, tetapi jika kau memilih bersekolah di Kirin sebaliknya.” Ucap appa yang membuatku sangat kaget.

“mwo? Andwae!! Mengapa appa tidak berlaku adil padaku?” kesalku saat itu juga.

“ini adalah sebuah pilihan Risung-ah~” ucapnya membuatku tambah kesal.

“baiklah.. aku akan bersekolah tetapi dengan satu syarat..” ucapku membuat kedua orang tuaku merasa lega.

“apapun syaratmu akan kami lakukan..” ucap appa antusias dengan itu.

“aku meminta agar kalian berpura-pura tidak mengenaliku. Aku tidak ingin siswa sana mengetahui bahwa aku ini anak pemilik sekolah mereka, aku tidak ingin mempunyai teman yang hanya melihatku karena aku seorang yang memiliki banyak fasilitas seperti ini.” Ucapku membuat kedua orang tuaku kaget.

“tapi Risung-ah~” ummaku sepertinya tidak setuju atas syaratku ini.

“yes or no?” tanyaku tanpa memberi pilihan lain.

“deal.” Ucap appa saat itu juga.

“Risung-ssi kau jangan khawatir, putriku juga bersekolah disana.” Ucap Park Soo Ha ahjussi.

“apa putrimu sombong karena dia seorang anak kepala sekolah?” tanyaku hanya menebak saja.

“ah itu… itu…” dia tidak bisa menjawab pertanyaanku. Aku sudah dapat menarik kesimpulan bahwa itu adalah jawaban iya.

“ah arraseo..” ucapku lalu membungkukkan badanku dan pergi ke kamarku.

-Risung POV end-

 

-Author Pov-

Satu minggu kemudian Risung pun mulai sekolah di sekolah milik keluarganya itu. Risung pun duduk di salah satu kursi kosong.

“annyeong~ Hweji imnida~” tiba-tiba ada salah satu siswi yang menghampiri Risung dan ingin berkenalan dengan Risung.

“annyeong~ Risung imnida~” balas Risung dengan senyuman.

“aigoo~ kau sangat cantik Risung-ssi..” ucap salah satu namja yang memang sangat hobi menggoda siswa perempuan disana. Risung hanya membalasnya dengan senyuman biasa.

“aish kau ini selalu saja seperti itu..” kesal Hweji melihat kelakuan salah satu teman laki-lakinya itu.

“tidak usah hiraukan dia Risung-ssi..” ucap Hweji sambil tersenyum manis pada Risung.

“ne… Hweji-ssi apa kau mau mengajakku berkeliling sekolah ini?” tanya Risung berpura-pura tidak mengetahui isi sekolah itu.

“ne.. kajja” ajak Hweji antusias.

Risung pun berkeliling sekolah itu ditemani Hweji. Ia dan Hweji pun pergi ke kantin karena kebetulan itu sudah waktunya istirahat makan siang.

“sepertinya makanan disini sangat enak..” ucap Risung saat melihat menu makanan disana.

“tentu saja makanan disini memang paling enak.. tapi setelah masakan ummaku..” ucap Hweji yang membuat Risung tertawa karena menurutnya itu lucu.

Saat menikmati makan siang, tiba-tiba ada keributan.

“nugu?” tanya Risung kepada Hweji saat melihat sekelompok wanita yang melakukan keributan itu.

“Park Hyojin” ucap Hweji singkat dan terlihat ia sangat membenci Hyojin.

“anak dari Park Soo Ha ahjussi?” tanya Risung pelan.

“ne?” kaget Hweji karena ia mendengar kata ahjussi.

“ah maksudku kepala sekolah disini.” Ucap Risung sedikit bingung karena takut rahasianya terbongkar.

“ne.. karena dia anak kepala sekolah dia selalu berperilaku seenaknya.” Kesal Hweji.

tenang Risung-ah kau tidak boleh terlibat dalam masalah mereka” ucap Risung dalam hatinya yang memang sudah tidak tahan melihat Park Hyojin dan teman-temannya membully salah satu siswi disana dan yang lain hanya diam ketakutan.

‘Brak’ tiba-tiba Risung memukul meja dan menghampiri Hyojin. Risung gagal menahan rasa amarahnya.

“Park Hyojin hentikan semua ini!!” bentak Risung langsung tanpa menghiraukan semua siswa yang membahasnya karena keberaniannya itu.

“woaa daebak… kau berani sekali membentaku seperti itu ha?” bentak Hyojin kepada Risung.

“apa salahnya? Mengapa kau memperlakukan dia seperti itu? jangan mentang-mentang kau anak dari kepala sekolah lalu kau bertindak seenaknya!!” bentak Risung kembali karena ia benar-benar kesal atas ulah Hyojin.

“ya!! Kau berani padaku ha?” bentak Hyojin lalu mencengkram tangan Risung. Risung pun langsung menepis tangannya dan menampar Hyojin sangat keras.

“omo!!” kaget semua siswa yang ada disana.

“kau berani menamparku? Kau tidak akan bertahan lama di sekolah ini!!” kesal Hyojin pada Risung lalu pergi meninggalkan kantin.

“gwaenchana?” tanya Risung pada seorang siswi yang tadi dikerjai Hyojin.

“gwaenchana… kamsahamnida..” ucapnya berterimakasih kepada Risung ia pun langsung pergi meninggalkan Risung.

“daebak.. kau sangat berani Risung-ssi… bagaimana jika nanti kepala sekolah …” tanya Hweji saat Risung menghampirinya.

“gwaenchana… kebenaran akan selalu menang..” ucap Risung bersemangat.

**

Risung pun pergi ke atap sekolah sendirian untuk menenangkan diri karena ia tidak betah bersekolah disana, sedangkan teman-teman dekatnya bersekolah di Seoul Art. Risung pun memasang headphone di telinganya dan mendengarkan lagu dari seseorang yang memang sangat ia sukai.

“haaa lagu ini memang sangat membuat hatiku damai..” ucap Risung tanpa melihat kesekelilingnya lalu ia pun akan duduk di meja yang memang ada disana.

“aw..” tiba-tiba suara itu mengagetkan Risung.

“omo omo..” kaget Risung ternyata ia menduduki seseorang. Orang itu pun terbangun dari tidurnya dan melihat tajam ke arah Risung.

“jeongmal mianhae~” ucap Risung pelan lalu tertunduk karena malu.

“kau si wanita pemberani yang menampar siswi kesayangan sekolah ini kan?” tanya seorang namja, yang ternyata seseorang itu adalah namja.

“ne…” ucap Risung pelan.

“daebak..” ucap namja itu lalu ia kembali tidur. Risung pun langsung pergi meninggalkan namja itu sendiri. Risung pun kembali ke dalam kelas, lalu ia bertemu dengan Hweji yang sedang duduk dibangkunya.

“Risung-ssi~~’ panggil Hweji.

“bisakah kau tidak menggunakan bahas formal denganku? Itu terdengar sedikit aneh jika kita berteman..” ucap Risung pada Hweji.

“ah ne.. Risung-ah~~” panggil Hweji kembali. Risungpun menganggukan kepalanya.

“kenapa wajahmu terlihat seperti itu? apa sesuatu terjadi padamu?” tanya Hweji penasaran.

“aku baru saja bertemu dengan seorang namja aneh..” ucap Risung pelan.

“di atap sekolah? Namja itu putih? tinggi? Dan terlihat seperti orang luar?” tanya Hweji pada Risung dan Risungpun langsung menganggukan kepalanya kerena ciri-ciri yang diebutkan Hweji itu semuanya benar.

“ah sudah ku kira, dia itu Mark senior kita, dia memang sedikit aneh karena dia suka menyendiri, dia tidak suka bergaul dengan orang lain, walaupun banyak wanita yang menyukainya tapi ia tetap saja tidak perduli.” Jelas Hweji panjang lebar.

“ahh ne..” balas Risung yang sebenarnya ia malu pada namja itu karena telah mendudukinya.

“Hwang Risung~ kau dipanggil ke ruangan kepala sekolah.” Ucap salah satu teman prianya.

“omo.. Risung-ah~~” khawatir Hweji.

“gwaenchana…” ucap Risung terlihat tenang.

Risung pun berjalan santai menuju ruang kepala sekolah. Didalam ruangan itu sudah ada Hyojin menunggunya.

“annyeonghaseyo~” ucap Risung saat memasuki ruangan itu dan menundukan badannya.

“mwo? Risung-ssi?” tanya Park Soo Ha yang memang adalah kepala sekolah disana.

“ne..” ucap Risung pelan.

“appa~~ dia yang aku ceritakan aku ingin kau membuat dia….” belum selesai Hyojin berbicara.

“Hyojin sebaiknya kau keluar, appa akan berbicara dengan Risung berdua..” ucap Park Soo Ha yang terlihat aneh bagi Hyojin.

“tapi…” Hyojin ingin dia tetap di dalam.

“keluar..” ucap Park Soo Ha tegas. Hyojin pun menuruti permintaan appanya itu.

“Risung-ssi bagaimana bisa kau?” tanya Park Soo Ha merasa bingung harus bagaimana.

“mian karena sudah menampar anakmu, aku kesal melihat perlakuan anakmu terhadap siswa – siswi disini. Dia seenaknya memanfaatkan jabatan ayahnya disini.” Ucap Risung menjelaskan kepada Park Soo Ha.

“gwaenchana, aku justru berterimakasih kepadamu karena dengan seperti itu anakku merasakan rasa malu.” Ucap Park Soo Ha yang tidak memberi sanksi pada Risung.

“keunde… kau tidak akan membocorkan rahasiaku kan?” tanya Risung khawatir.

“ne..” jawab Park Soo Ha.

Semua siswa disana sangat kebingungan kenapa Risung yang sudah menampar Hyojin tidak mendapat sanksi sedikitpun. Begitupun dengan Mark namja penyendiri itu, ia kebingungan karena melihat Risung yang sangat santai saat menghadap ruangan kepala sekolah.

-Author POV end-

 

**

 

-Risung POV-

Aku mengecek ponselku karena aku mendapat pesan dari seseorang.

apakah kita bisa bertemu hari ini? Aku akan menemuimu di tempat biasa’ ntah mengapa aku merasa bahagia saat mendapat pesan singkat itu. aku pun langsung bergegas pergi meninggalkan sekolah dan pergi ke sebuah taman tempat biasa aku dan dia bertemu.

“nunaaaa~~” panggil seseorang didepanku.

“aish mengapa kau selalu memanggilku seperti itu? aku sudah bilang jangan memanggilku nuna” aku kesal dengannya karena dia selalu memangilku nuna.. memang sih usianya 3 tahun lebih muda dariku, tapi tetap saja aku tidak suka dipanggil nuna oleh orang yang aku sukai sejak lama itu.

“ah ne mianhae~ Risung-ah nan jeongmal bogoshippo~” ucapnya lalu memelukku.

“aigoo~ anak manja ini sejak kapan kau merindukanku?” tanyaku tidak percaya dengan kalimat yang ia keluarkan barusan.

“baiklah-baiklah aku menyerah untuk berbohong padamu” ucapnya sangat menjengkelkan.

“ya! Berarti kau tidak merindukanku ha? Aish” kesalku lalu memukul kepalanya.

“appo nuna.. ah maksudku Risung, Hwang Risung.” Ucapnya memang membuatku kesal.

“Junhwe-ya~ bagaimana sekolahmu?” tanyaku pada namja yang bernama Junhwe ini.

“ya seperti biasa, menari dan menari, bernyanyi dan bernyanyi.. mengapa kau bertanya seperti itu? bukankah kita ada di sekolah yang sama sebelum kau memasuki Senior High School?” tanyanya balik.

“barangkali saja ada perubahan saat aku keluar dari sana. Kau mengajakku bertemu ada apa? Tidak seperti biasanya.” Ucapku yang memang aku yakin Junhwe membutuhkan sesuatu dariku.

“aku mohon kau membuatkan gerakan untukku… Jebal~~” ucapnya sedikit merengek.

“aish~ dasar kau begitu saja merengek, baiklah-baiklah akan kubuatkan.” Ucapku menyetujui permintaannya.

“jinjayo?” tanyanya tidak yakin.

“ne.. lagu apa yang harus aku buatkan gerakannya?” tanyaku padanya.

“untuk dua orang pria dan wanita, Taeyang wedding dress oke?” tanyanya padaku masih tidak yakin dengan keputusanku.

“geol” ucapku singkat.

“jeongmal gomawo” ucapnya lalu mencium pipiku tiba-tiba.

“ya! Kau ini…” kesalku tapi sebenarnya aku senang.

“wae? Bukannya kau senang aku cium hm?” ucapnya menggodaku.

“kau berani-beraninya menggodaku? Aish” kesalku karena anak kecil ini berani menggodaku.

“mian~ nuna aku harus pergi ke sekolah kembali, apa kau bisa mengerjakannya selama 2 hari?” tanyanya padaku.

“ne..” ucapku sambil tersenyum.

“baikalh aku pergi, jaga kesehatanmu ne.. annyeong~” pamitnya sambil tersenyum manis padaku.

Aku tidak bisa menolak perasaanku yang memang menyukainya sejak lama. Aku menyukai Junhwe sejak kami masih dibangku Junior. Aku selalu berlatih bersamanya, aku selalu mengingat setiap gerakan yang ia buat. Aku benar-benar merindukan masa-masa itu, walaupun aku harus siap jika aku kehilangan dia selamanya suatu saat nanti. Tapi aku harap waktuku dengannya masih lama.

-Risung POV end-

**

 

-Author POV-

2 hari kemudian Risung berjalan gontai di lorong sekolahnya. Matanya sembab, ia seperti habis menangis dengan waktu yang cukup lama. Ia terus melihat ponselnya, ia berjalan meninggalkan sekolah dengan keadaan yang lusuh. Tidak disangka Mark melihat Risung yang berjalan sangat gontai itu, Mark pun mengikuti Risung kemana Risung akan pergi.

Risung pun sampai di sebuah gedung yang terlihat seperti tempat untuk berlatih dance. Risung berhenti sejenak didepan gedung itu, ia menarik nafasnya dalam-dalam dan mencoba mengembangkan senyumannya.

“oke Risung-ah hwaiting..” ucapnya pelan sambil menepuk-nepuk dadanya. Ia pun masuk ke dalam geudung itu. Mark pun mengikuti Risung dan ia pun ikut masuk ke dalam gedung itu.

“nunna~” sapa seseorang disana.

“annyeong” sapa Risung yang tidak marah dipanggil nunna oleh Junhwe orang yang selama ini ia sukai.

“gwaenchana?” tanya Junhwe khawatir saat melihat keadaan Risung.

“gwaenchana… kajja kita mulai..” ucap Risung dan meminta Junhwe untuk segera melihat gerakannya.

Risungpun mempraktekan gerakannya, ia mempraktekan gerakan untuk pria dan wanita. Risung menahan air matanya yang akan jatuh sekuat mungkin.

“oke Jihyo-ssi… kau paham dengan gerakanmu?” tanya Risung pada salah seorang wanita disana.

“ne unni” jawabnya sambil tersenyum.

“good” ucap Risung sambil tersenyum.

“nunna gomawo kau sudah mencarikan gerakan untuk kami. Kami akan mengikuti lomba antar Junior High School nanti..” ucap Junhwe berterimakasih pada Risung.

“ne cheonma.. baiklah, kalau begitu akau akan pamit pulang..” ucap Risung lalu iapun bergegas meninggalkan Junhwe disana. Ia sudah tidak tahan untuk berlama-lama diam disana.

Risungpun keluar gedung itu lalu ia pun menangis, ia mengeluarkan semua air mata yang ia pendam di dalam. Ia pun berjalan menuju sebuah bangku taman, lalu ia menangis disana.

“gwaenchanayo?” tanya seseorang sambil memberikan sapu tangan kepada Risung.

“ne…” ucap Risung tanpa melihat orang itu, Risung pun mengambil sapu tangan itu.

“gomawo Junhwe-ya~” ucap Risung lalu ia melihat ke arah orang itu.

“omo!!” kaget Risung langsung terdiam dari tangisnya.

“waeyo?” tanya orang itu bingung.

“oppa~ mengapa kau ada disini?” tanya Risung bingung yang ternyata itu Mark bukan Junhwe.

“itu tidak penting… mengapa kau menangis sendirian disini? Ini sudah sangat malam.” Tanya Mark yang memang tidak tau sebenarnya alasan Risung menangis.

“hatiku sakit, aku menerima pesan singkat yang menyakitkan. Aku membuatkan gerakan untuknya, dan gerakan itu akan ia tampilkan bersama kekasihnya yang bernama Jihyo… aku benar-benar bodoh mengapa aku berfikir dia mencintaiku juga? Padahal dia itu hanya menganggapku sebagai nunnanya saja.. Risung pabo” ucap Risung lalu ia pun kembali menangis.

“aish uljima” ucap Mark lalu tiba-tiba ia memeluk Risung agar Risung lebih tenang.

“sudahlah kau jangan mennagis lagi, kajja aku antar kau ke rumah.” Ucap Mark mengajak Risung untuk pulang.

“andwae” ucap Risung melarang Mark untuk mengantarnya ke rumah. Ia takut Mark tau bahwa ia anak pemilik sekolahnya.

“wae?” tanya Mark bingung.

“oppa… ada hal yang ingin aku ceritakan padamu, tapi aku harap kau merahasiakannya.” Ucap Risung pelan.

“ne?” tanya Mark penasaran.

“sebenarnya…. sebenarnya… sebenarnya aku anak dari pemilik Kirin Art High School” ucap Risung pelan yang membuat Mark tersenyum.

“pantas saja kau tidak mendapat hukuman ketika kau menampar Hyojin..” ucap Mark yang memang terlihat tenang.

“aku merahasiakannya karena…” ucap Risung mencoba menjelaskan tapi Mark memotong pembicaraannya.

“kajja kita pulang… aku sudah tau alasanmu menyembunyikannya” ucap Mark tersenyum lalu ia pun menarik tangan Risung dan mengajaknya pulang.

**

>Dance Competition<

Tinggal menghitung hari saja menuju kompetisi..

Sekolah membuka audisi untuk perwakilan sekolah.

Satu orang pria dan satu orang wanita akan mewakili sekolah!

 

“apa kau mengikuti audisinya?” tanya Mark tiba-tiba saat melihat Risung membaca pengumuman itu.

“aigoo~ bisa tidak kau tidak mengagetkanku?” kesal Risung karena Mark selalu membuatnya kaget.

“mian~” ucap Mark pelan lalu menunjuk ke kertas pengumuman itu.

“molla… aku seperti tidak ada energi untuk ikut audisi itu” ucap Risung pelan.

“lalu kau datang kesini untuk apa?” tanya Mark yang terdengar mengetahui semuanya.

“kau… bagaimana bisa kau…” bingung Risung karena Mark mengetahui semuanya.

“kajja” ajak Mark kepada Risung. Ia mengajak Risung ke atap sekolah dimana mereka pertama kali bertemu.

“kalau kau mengikuti audisi itu, aku juga akan ikut” ucap Mark membingungkan Risung.

“mwo? Memangnya kau bisa?” tanya Risung menganggap remeh Mark, karena ia tidak pernah melihat Mark menari.

“jika aku ikut audisi ini, aku yakin aku langsung terpilih.” Ucap Mark sombong.

“percaya diri sekali” ucap Risung terlihat meremehkan.

“ikut atau tidak?” tanya Mark lagi.

“ikut” ucap Risung karena ia penasaran dengan kemampuan dance Mark.

“oke kita daftar.” Ucap Mark sambil tersenyum.

**

>Daftar Siswa Audisi<

Park Hyojin

Shin Min Ra

Kang Ha Neul

Mark Tuan

Hwang Ri Sung

Jung So Ra

Jang Woo Young

….

….

….

Etc

 

“mwo? Mark oppa? Dia mengikuti audisi ini? Tidak mungkin.” Ucap Hweji saat melihat daftar nama di papan pengumuman.

“wae?” bingung Risung.

“selama ia bersekolah disini ia tidak ingin mengikuti kompetisi seperti ini walaupun ia dipaksa oleh sekolah karena kemampuannya dalam dance.” Ucap Hweji menjelaskan.

“jadi dia sangat baik dalam hal ini?” tanya Risung masih kebingungan.

“ne, dia itu siswa yang dipaksa bersekolah disini. Ia awalnya memilih Seoul Art tapi ntah mengapa dan ntah siapa yang memaksanya sekolah disini.” Ucap Hweji tambah membingungkan Risung.

“I don’t care” ucap Risung padahal sebenarnya ia penasaran mengapa Mark mau mengikuti audisi ini demi dirinya.

 

>waktu audisi pun di mulai<

Semua orang yakin bahwa Park Hyojin dan Mark akan menjadi perwakilan sekolah Kirin Art School.

“Hyojin-ah apa kau dapat membayangkan jika kau menjadi perwakilan bersama Mark oppa? Kau akan terus berlatih dengannya dan mungkin saja dia akan menjadi kekasihmu nanti.” Ucap salah satu teman terdekatnya Hyojin.

“tentu saja! Aku akan menjadi kekasihnya nanti..” ucap Hyojin penuh dengan percaya diri.

Risung hanya menahan tawanya saat mendengar obrolan mereka. Risung pun berjalan menuju lokernya. Ia berniat mengambil copy-an lagu yang akan ia tampilkan. Tapi Risung diam di lokernya cukup lama ntah apa yang sedang ia pikirkan. Saat ia menutup lokernya tiba-tiba sudah ada orang di sebelahnya bersender pada loker sambil melihati Risung.

“khamchagiya” ucap Risung saat melihat Mark disebelahnya.

“ya!” kesal Risung lalu memukul bahu Mark.

“aw.. mengapa kau mematung disitu begitu lama? Apa kau gugup?” tanya Mark sedikit menggoda Risung.

“aniya” ucap Risung singkat lalu pergi meninggalkan Mark. Mark hanya tersenyum melihat tingkah Risung seperti itu.

Audisi pun dimulai semua peserta sangat memukau membuat guru yang menilai bingung memilih siapa. Tapi akhirnya guru pun mengumumkan siapa yang menjadi perwakilan sekolah mereka.

“Mark Tuan…” ucap gurunya membuat satu sekolah gemuruh karena pengumuman itu.

“aku sudah membuktikannyakan..” ucap Mark sombong pada Risung lalu ia maju menghampiri gurunya.

“Hwang Ri Sung” lanjut gurunya semua orang pun bertepuk tangan.

“mwo? Mengapa dia? Disekolah ini kan aku paling baik dalam dance” kesal Hyojin karena tidak terpilih menjadi perwakilan sekolahnya. Risung pun maju ke depan dan saat melewat di hadapan Hyojin, Risung tersenyum sinis.

**

 

Mark dan Risung terus berlatih dari hari ke hari. Siswi-siswi Kirin merasa iri pada Risung karena ia bisa berdansa dengan Mark.

“baiklah latihan hari ini cukup sampai disini” ucap pelatih Mark dan Risung.

“ne..” ucap Risung dan Mark bersamaan.

“kajja kita keluar” ajak Mark lalu mereka berdua pun duduk di bangku taman sekolah mereka.

Risung terlihat hanya terus terdiam. Ia seperti sedang mengingat sesuatu.

“wae? apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Mark membuyarkan lamunan Risung.

“aku hanya teringat Junhwe, dulu aku biasa latihan dengannya. Jadi saat aku berlatih denganmu aku mengingatnya” ucap Risung menjelaskan.

“apa hanya ada Junhwe di pikiranmu? Apa tidak ada pria lain?” tanya Mark serius.

“sampai saat ini belum” ucap Risung yakin.

“lupakan Junhwe Risung-ah~ dan mulailah mencari namja yang benar-benar mencintaimu ne..” ucap Mark sambil tersneyum lalu ia pun berdiri.

“kau mau kemana?” tanya Risung bingung.

“mengambil minum. Apa kau ingin aku mengambilkannya untukmu?” tanya Mark yang mulai sedikit perhatian.

“ne..” ucap Risung sambil tersenyum. Mark pun pergi membawa minum untuk mereka berdua.

“Mark hyung eodiga?” tanya salah satu namja bernama Jackson saat menghampiri Risung.

“dia sedang membawa minuman.” Jawab Risung singkat.

“untukmu atau untuknya?” tanya Jackson seperti penasaran.

“kami berdua.” Ucap Risung heran atas pertanyaan Jackson.

“daebak.. bahkan sekarang dia rela membawa minuman untukmu? Pengorbanan cinta dimulai..” ucap Jackson yang melantur yang membuat Risung bingung.

“maksudmu?” tanya Risung.

“kau tidak tahu? Mark hyung menyukaimu sudah lama.” Ucap Jackson membuat Risung kaget.

“jinja? Sejak kapan?” tanya Risung sangat kaget.

“sejak kau bertemu dengannya di atap.” Jawab Jackson membuat Risung kaget.

“ah sudahlah aku harus pergi ke kelas, jika Mark hyung kembali katakan aku mencarinya.” Ucap Jackson berpamitan.

“ne..” ucap Risung pelan padahal Risung masih ingin menanyakan hal lain padanya. Tidak lama dari situ Mark pun datang kembali dengan membawa minuman.

“Jackson mencarimu tadi” ucap Risung saat Mark datang.

“apa yang dia katakan?” khawatir Mark.

“dia hanya mencarimu” ucap Risung singkat dan ntah mengapa jantung Risung berdegup kencang saat itu juga.

“ada yang salah denganmu?” tanya Mark saat melihat Risung hanya terdiam.

“aku ingin bertanya padamu.” Ucap Risung tiba-tiba.

“apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Mark penasaran.

“aku memiliki seorang teman.. temanku mencintai seorang namja yang memang tidak mencintainya, kisahnya sama sepertiku tapi bedanya dia memiliki seorang namja yang menyukainya.. dia bertanya padaku, apa dia harus mencintai namja yang menyukaiinya itu atau terus menyukai namja yang jelas-jelas tidak mencintainya?” tanya Risung membuat Mark membuang napasnya lega.

“lebih baik dia menanyakan dulu kepada namja yang menyukainya itu, apa dia tulus atau tidak.” Jawab Mark sambil melihat Risung dengan serius.

‘aneh mengapa hatiku menjadi seperti ini saat bertatapan dengannya’ ucap Risung dalam hatinya.

“ah ne, aku akan menyuruhnya bertanya terlebih dahulu.” Ucap Risung lalu memalingkan wajahnya karena ia yakin wajahnya memerah sekarang.

-Author POV end-

**

 

-Risung POV-

Hari ini hari pertandingan dimulai, benar-benar membuat jantungku berdegup kencang. Hwaiting Risung-ah kau pasti bisa!

“kau siap? Apa kau gugup?” tanya seseorang dibelakangku yang ternyata itu Mark oppa.

“ani..” ucapku pelan.

————————————————–

Jinjayo? Aku tidak percaya sekolah kami bisa menjadi juara satu di ajang bergengsi ini. Aku sangat bahagia kita akhirnya menjadi juara. Kamipun merayakan kemenangan kami saat kami kembali ke sekolah kami.

“Risung-ah~” seseorang memanggilku, akupun langsung menoleh ke belakang.

“Junhwe-ya~” sapaku balik yang ternyata itu Junhwe.

“chukhaeyo” ucapnya sambil tersenyum.

“gomawo.” Balasku sambil membalas senyumnya.

Aneh.. mengapa aku merasa biasa sekarang saat melihat Junhwe, perasaanku tidak seperti dulu lagi. Apa aku sudah melupakannya? dan mengapa ia tidak memanggilku nuna? Tidak seperti biasanya.

“ada yang ingin aku bicarakan denganmu” ucapnya seperti akan membicarakan masalah yang penting.

“Risung-ah~ kau dimana?” tiba-tiba suara seseorang mengagetkanku dan ternyata itu Mark.

“oh.. nanti saja.” Ucapnya lagi ketika melihat Junhwe dan ia pun pergi meninggalkan kami berdua.

“Junhwe-ya~ mianhae~ aku harus pergi, kau sms aku saja nanti ne..” ucapku pamit kepada Junhwe lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

“tapi nunna..” ucapnya mencoba mencegahku tapi aku terus saja pergi.

Ntah mengapa aku memilih mengejar Mark oppa dan meninggalkan Junhwe. Jangan bilang aku sebenarnya selama ini mulai nyaman dengan Mark.. aigoo~

Aku pun melihat Mark sedang diam di atap gedung sekolah kami. Di terlihat sedang berdiri menatap langit yang memang penuh bintang malam itu. ntah keberanian darimana tiba-tiba saja aku ingin memeluknya dari belakang.

“nugunde?” tanyanya terlihat kaget tapi aku tetap memeluknya dari belakang.

“oppa~” ucapku pelan.

“Risung?” tanyanya dan terdengar seperti kaget.

“hm…” jawabku singkat.

“waeyo?” tanyanya karena aku tidak seperti biasanya memeluk dirinya seperti ini.

“kau waktu itu menyuruhku untuk menanyakan kepada temanku bagaimana perasaan namja itu sebenernya? Apa iya benar-benar mencintainya dengan tulus?” ucapku tiba-tiba.

“ne.. apa jawabannya?” tanya Mark penasaran.

“harusnya kau yang menjawab itu, apa kau benar-benar mencitaiku tulus?” tanyaku tiba-tiba aku yakin Mark kaget, karena aku tidak mendengar ia bicara setelah itu.

“oppa~” ucapku pelan. Markpun langsung melepas pelukanku dan membalikan badannya. Ia menatapku sangat serius.

“mianhae.. Jackson menceritakan semuanya padaku saat kau pergi mengambil minuman jadi aku….” belum sempat aku meneruskan ceritaku, tiba-tiba saja Mark menempelkan bibirnya di bibirku.

‘deg’ jantungku seperti berhenti saat itu juga. Dia menciumku? Apa ini benar atau hanya mimpiku saja? Aigoo~

“aku sangat tulus mencintaimu Risung-ah~ aku mengikuti lomba ini karena aku ingin memiliki waktu yang lebih banyak denganmmu” ucap Mark dan suaranya sangat lembut di telingaku. Aku pun langsung memeluknya karena aku merasa ingin memeluknya segera.

“mian karena selama ini aku tidak menyadariinya, mianhae karena selama ini aku terus memikirkan namja lain.” Ucapku dalam pelukannya.

“hm.. gwaenchana~” ucapnya sambil mengusap lembut kepalaku.

“jadi sekarang kita? Pacaran?” tanyanya tiba-tiba mengganggu situasi romantis ini.

“ya!” kesalku lalu melepas pelukannya.

“waeyo? Mengapa wajahmu memerah hm? Kau pasti kaget karena tadi aku menciummu kan” ucapnya menggodaku.

“ani..” ucapku singkat lalu memalingkan wajahku.

“geure.. kita pulang aku akan mengantarmu ne” ucap Mark lalu ia mengantarku pulang ke rumah.

**

 

Akhirnya kamipun sampai rumah. Disana umma dan appa sudah menungguku.

“appa, umma~” sapaku saat aku sampai rumah.

“nugu?” tanya umma saat melihat Mark oppa.

“annyeonghaseyo~ Mark imnida..” kenal Mark kepada kedua orang tuaku.

“namjachingu?” goda ummaku saat itu. Mark pun hanya tertunduk malu begitupun aku.

“baiklah, lebih baik kita semua masuk ke dalam dan makam malam bersama. Karena penyumbang untuk sekolah kita sudah menunggu terlalu lama.” Ucap appa saat itu.

“ah ne.” Ucap aku dan Mark lalu pergi masuk ke rumahku.

Akupun meminta maaf kepada tamu penting appa itu. mereka penyumbang terbesar sekolah kami, jadi aku tidak bisa seenaknya pada mereka.

“annyeonghaseyo~ mianhae ahjussi ahjumma, aku telat datang.” Ucapku meminta maaf pada mereka.

“ne gwaenchana.. nugu? Namja chingu?” tanya Dorine ahjumma sambil melihat ke arah Mark oppa.

“annyeonghaseyo~ Mark imnida… untuk keterlambatan kami aku minta maaf… mianhae umma” ucap Mark oppa membuatku kaget.

“umma?” tanyaku bingung.

“ne.. mereka kedua orangtuaku.. akupun sama sepertimu memilih merahasiakan semua ini” ucapnya pelan.

“aku marah padamu” ucapku berpura-pura.

“hahahaha kyeopta~” ucap Raymond ahjussi menertawaiku.

“pantas saja kau mengetahui alasanku masuk ke sekolah itu.” ucapku menggerutu saat itu. Mark hanya mengacak-ngacak rambutku.

Tiba-tiba saja ponselku bergetar. Junhwe dia menelfonku, aku pun pamit keluar untuk mengangkat telefonku.

“yeoboseyo” ucapku saat Junhwe menelfon.

“aku tadinya ingin berbicara penting denganmu, tapi nampaknya kau sedang sibuk dengan keluargamu nunna” ucapnya tiba-tiba.

“aku tidak sibuk” ucapku mengelak karena aku penasaran apa yang akan ia bicarakan.

“aku tahu kau sedang ada acara makan malam bersama keluargamu.” Ucapnya membuatku bingung mengapa da mengetahui semuanya.

“bagaimana kau tahu?” tanyaku lalu aku pun melihat ke arah gerbang rumahku dan ternyata disana Junhwe sedang melihat ke arahku. Akupun menghampirinya, ntah mengapa aku tidak bisa menahan air mataku ini saat melihatnya begitu lesu sepert iitu.

“waeyo? Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanyaku pelan saat menghampirinya.

“aku hanya ingin meminta maaf atas kejadian waktu itu. dan aku hanya ingin memelukmu sekarang” ucap Junhwe bergetar seperti menahan rasa sakit.

“gwaenchanayo?” tanyaku sekarang benar-benar khawatir.

“gwaenchana~ aku hanya ingin memelukmu” ucapnya lalu memelukku tiba-tiba akupun menangis dipelukannya. Aku merasa ini seperti salam perpisahan. Oh Tuhan aku harap ini hanya perasaanku tidak akan menjadi kenyataan.

“aku pamit pulang nunna.. kau jaga dirimu baik-baik ne… annyeong Risung-ah~~” ucapnya tersenyum lalu pergi meninggalkanku.

Aku melihat ke arahnya terus sampai ia menghilang dari pandanganku. Apa sebenarnya yang ingin ia ucapkan padaku? Apa itu saja yang ingin ia ucapkan? Tuhan jaga dia….

Akupun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumahku. Saat aku berbalik ternyata Mark melihatku dari tadi, aigoo~ aku benar-benar merasa bersalah padanya.

“oppa~ tadi dia…” aku mencoba menjelaskan padanya.

“gwaenchana~ aku mendengar percakapan kalian dan itu tidak ada yang salah, kajja kita makan malam” ucapnya tidak merasa marah padaku. Dia memang namja yang sangat baik.

-Risung POV end-

**

 

-Author POV-

Pagi-pagi sekali ponsel Risung bergetar.

“ne yeoboseyo~” angkat Risung sambil menyeimbangkan suaranya karena ia masih tertidur.

“jinjayo? Ne aku akan kesana” ucap Risung seperti mendapat berita penting. Ia langsung terburu-buru ke kamar mandi dan ia pun bergegas pergi dari rumahnya pagi-pagi sekali.

“Risung-ah kau mau kemana? Lebih baik kau sarapan dahulu.” Ucap ummanya yang heran mengapa Risung terburu-buru.

“aku sudah tidak ada waktu umma.” Ucap Risung langsung membawa mobil yang biasanya tidak pernah ia pakai.

**

Risung pun berlari di lorong rumah sakit ia tampak khawatir.

“ahjumma…” sapa Risung pada seorang wanita yang sedang menangis di depan sebuah ruang ICU.

“ani…” Risung pun ikut menangis ketika melihat ke dalam ternyata pasien disana sudah meninggal.

“mengapa bisa seperti ini?” tanya Risung sambil terus menangis.

“semalam ia merasa sakit di kepalanya dan saat dia dibawa ke Rumah sakit, tidak lama dari situ dia meninggalkan kita semua” jelas kakak dari pasien itu.

“ini untukmu… dia titipkan padaku kemarin” ucap kakak dari pasien itu.

**

>Keesokan harinya<

“kau kemarin kemana? Mengapa tidak masuk sekolah hm? Risung-ah~ gwaenchanayo?” tanya seseorang sangat khawatir melihat keadaan Risung yang sangat lusuh. Risung hanya memberi kertas dimana itu titipan dari seseorang yang sudah tiada.

Nunna~~ ah maksudku Risung-ah~~ mianhae… mianhae jika aku selama ini selalu merepotkanmu… aku benar-benar menyesal karena selalu membuatmu repot karenaku. Nunna.. aku meminta maaf tentang Jihyo waktu lalu. Sebenarnya dia bukan kekasihku, aku hanya mengada-ada agar kau bisa melupakanku. Mianhae~ aku tahu caraku salah sehingga membuatmu sakit, aku hanya tidak ingin melihatmu mencintai seseorang sepertiku yang hidupnya tidak akan lama lagi. Kau tau sendiri kan kalau aku ini memiliki kanker? Nuna jeongmal mianhae~ aku sebenarnya menyukaimu sejak lama, tapi aku tidak bisa mengucapkannya karena aku tahu hidupku saja tidak akan lama jadi mungkin itu akan sia-sia…

Risung-ah~~ Risung nunnaa~~~ aku berterimakasih padamu karena selama ini kau selalu menemaniku, kau selalu memberiku semangat untuk melawan penyakitku ini.. tapi sekarang saatnya tiba aku untuk pergi… kau akan selalu mengingatku kan? Kau tidak akan melupakanku kan? Annyeong nunna~~

 

Junhwe

“jadi kemarin itu Junhwe?” tanya seorang yang tidak lain itu adalah Mark.

“ne..” ucap Risung sambil menangis. Mark pun langsung memeluk Risung erat.

“menangislah dipelukanku agar kau merasa lebih tenang hm..” ucap Mark mencoba menenangkan Risung.

‘aku tidak akan mungkin melupakanmu Junhwe-ya’ ucap Risung dalam hati.

 

END

2 comments on “FF : LOVE

  • Tinggalkan komentar